Kemoterapi Bebas Efek Samping

Kemoterapi Bebas Efek Samping


Pengobatan dengan kemoterapi saat ini bisa lebih efektif, aman dan nyaman, dengan ditemukannya sejumlah obat kemoterapi generasi baru yang jauh lebih kuat dan bekerja pada target tertentu, serta pelbagai obat penangkal untuk mencegah efek sampingnya. Kemajuan kemoterapi diuraikan oleh Prof Dr dr A Harryanto Reksodiputro SpPD KHOM dalam ceramah awam di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.
Kemoterapi Bebas Efek Samping     Pengobatan dengan kemoterapi saat ini bisa lebih efektif, aman dan nyaman, dengan ditemukannya sejumlah obat kemoterapi generasi baru yang jauh lebih kuat dan bekerja pada target tertentu, serta pelbagai obat penangkal untuk mencegah efek sampingnya. Kemajuan kemoterapi diuraikan oleh Prof Dr dr A Harryanto Reksodiputro SpPD KHOM dalam ceramah awam di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.   "Sekitar tahun 1980-an   orang yang dikemoterapi mengalami trauma akibat efek samping yang sangat berat seperti mual dan muntah hebat, serta diare. Kini pasien bebas efek samping berkat obat-obat penangkal. Bahkan orang yang dikemoterapi bisa bekerja seperti biasa," tutur Harryanto.  Padahal, obat kemoterapi generasi baru makin kuat, diberikan dalam dosis tinggi dan secara kombinasi tiga sampai lima jenis. Masing-masing jenis berbeda cara kerja dan efek sampingnya, sehingga efektif dan tidak terlalu berat efek sampingnya. Misalnya, obat yang bekerja pada fase persiapan sel kanker membelah diri ditambah obat yang menghambat pembelahan sel dan obat yang bekerja pada sel yang istirahat. Kombinasi itu diberikan sekaligus, sehingga sel kanker pada berbagai fase bisa dihabiskan sekaligus.  Obat baru   Jenis obat kemoterapi baru antara lain golongan Taxan, Gimsatabine, Vindicine, Vimblastine, Ectopocide, L-asparaginase.  Jenis obat penangkal antara lain antimuntah Metoclopramide yang menekan gerak peristaltik lambung, Ondansentron, Granisetron, Tropisetron, dan Dolasetron yang bekerja menekan saraf otak. Untuk mencegah kehilangan nafsu makan diberikan kortikosteroid ringan, anti-inflamasi yang bisa merangsang nafsu makan. Untuk mencegah diare, diberikan antidiare.  Untuk menekan efek samping obat kemoterapi pada ginjal   bisa diberikan Urometexan, Amifostine, sedang untuk mencegah kerusakan otot jantung diberikan Liposome. Untuk menormalkan produksi sel-sel darah diberikan Eritropoitin, Interleukin yaitu IL3, IL4 dan IL6, granulocyte colony stimulating factor (GCSF), granulocyte and monocyte colony stimulating factor (GMCSF), stemcell colony factor (SCF). Cara lain, dengan memberikan transfusi sel darah merah, transfusi trombosit, serta transplantasi sumsum tulang.  Menurut Harryanto,   daya tahan tubuh orang yang dikemoterapi sangat menurun karena obat kemoterapi juga mengganggu sel normal, termasuk sistem kekebalan tubuh. Untuk menanggulangi, diberikan obat imunomodulator, menjaga kebersihan tubuh penderita dan alat-alat yang digunakan (termasuk seprai dan pakaian), mencegah jangan sampai terluka-jika ada luka sekecil apa pun harus segera dirawat (diberi antibiotika, antijamur, dan sebagainya), serta diberi makanan rendah kuman.

"Sekitar tahun 1980-an 

orang yang dikemoterapi mengalami trauma akibat efek samping yang sangat berat seperti mual dan muntah hebat, serta diare. Kini pasien bebas efek samping berkat obat-obat penangkal. Bahkan orang yang dikemoterapi bisa bekerja seperti biasa," tutur Harryanto.

Padahal, obat kemoterapi generasi baru makin kuat, diberikan dalam dosis tinggi dan secara kombinasi tiga sampai lima jenis. Masing-masing jenis berbeda cara kerja dan efek sampingnya, sehingga efektif dan tidak terlalu berat efek sampingnya. Misalnya, obat yang bekerja pada fase persiapan sel kanker membelah diri ditambah obat yang menghambat pembelahan sel dan obat yang bekerja pada sel yang istirahat. Kombinasi itu diberikan sekaligus, sehingga sel kanker pada berbagai fase bisa dihabiskan sekaligus.

Obat baru


Jenis obat kemoterapi baru antara lain golongan Taxan, Gimsatabine, Vindicine, Vimblastine, Ectopocide, L-asparaginase.

Jenis obat penangkal antara lain antimuntah Metoclopramide yang menekan gerak peristaltik lambung, Ondansentron, Granisetron, Tropisetron, dan Dolasetron yang bekerja menekan saraf otak. Untuk mencegah kehilangan nafsu makan diberikan kortikosteroid ringan, anti-inflamasi yang bisa merangsang nafsu makan. Untuk mencegah diare, diberikan antidiare.

Untuk menekan efek samping obat kemoterapi pada ginjal 

bisa diberikan Urometexan, Amifostine, sedang untuk mencegah kerusakan otot jantung diberikan Liposome. Untuk menormalkan produksi sel-sel darah diberikan Eritropoitin, Interleukin yaitu IL3, IL4 dan IL6, granulocyte colony stimulating factor (GCSF), granulocyte and monocyte colony stimulating factor (GMCSF), stemcell colony factor (SCF). Cara lain, dengan memberikan transfusi sel darah merah, transfusi trombosit, serta transplantasi sumsum tulang.

Menurut Harryanto, 

daya tahan tubuh orang yang dikemoterapi sangat menurun karena obat kemoterapi juga mengganggu sel normal, termasuk sistem kekebalan tubuh. Untuk menanggulangi, diberikan obat imunomodulator, menjaga kebersihan tubuh penderita dan alat-alat yang digunakan (termasuk seprai dan pakaian), mencegah jangan sampai terluka-jika ada luka sekecil apa pun harus segera dirawat (diberi antibiotika, antijamur, dan sebagainya), serta diberi makanan rendah kuman.

Komentar