Kuman TBC Mudah Serang Selaput Otak Anak

Kuman TBC Mudah Serang Selaput Otak Anak

PADA anak-anak penyakit TBC (tuberculosis) tidak hanya mengenai paru-paru. Penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis ini ternyata dapat menyebar ke seluruh organ tubuh, termasuk otak, tulang, kulit, mata, ginjal, atau kelenjar limfe. Di antara organ yang menjadi sasaran TBC ini, serangan pada otak dan selaut otak sangat menakutkan karena menyebabkan kematian. Gejalanya dapat berupa sakit kepala yang berat, muntah, bahkan terjadi penurunan kesadaran hingga koma. Keselamatan penderita penyakit ini bergantung pada cepat lambatnya pengobatan yang diberikan. Namun, terkadang kalaupun pengobatan telah dilakukan, gejala sisa berupa gangguan fungsi otak tetap dijumpai.

Penyakit TBC pada selaput otak banyak terjadi di Indonesia, umumnya pada anak-anak. Akan tetapi, penyakit ini jarang menyerang anak di bawah 3 bulan. Kejadian tertinggi pada anak usia 6 bulan hingga 6 tahun.


Kuman TBC Mudah Serang Selaput Otak Anak  PADA anak-anak penyakit TBC (tuberculosis) tidak hanya mengenai paru-paru. Penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis ini ternyata dapat menyebar ke seluruh organ tubuh, termasuk otak, tulang, kulit, mata, ginjal, atau kelenjar limfe. Di antara organ yang menjadi sasaran TBC ini, serangan pada otak dan selaut otak sangat menakutkan karena menyebabkan kematian. Gejalanya dapat berupa sakit kepala yang berat, muntah, bahkan terjadi penurunan kesadaran hingga koma. Keselamatan penderita penyakit ini bergantung pada cepat lambatnya pengobatan yang diberikan. Namun, terkadang kalaupun pengobatan telah dilakukan, gejala sisa berupa gangguan fungsi otak tetap dijumpai.  Penyakit TBC pada selaput otak banyak terjadi di Indonesia, umumnya pada anak-anak. Akan tetapi, penyakit ini jarang menyerang anak di bawah 3 bulan. Kejadian tertinggi pada anak usia 6 bulan hingga 6 tahun.    Terjadinya penyakit ini juga bergantung pada tingkat sosial ekonomi dan status gizi seorang anak. Anak dengan gizi buruk lebih mudah terserang infeksi karena daya tahan tubuhnya yang rendah.  Penyebaran   Kuman TBC yang menyerang selaput otak umumnya sebagai penyebaran penyakit TBC primer atau fokus infeksi di tempat lain. Biasanya sumber infeksi primernya dari paru-paru yang kemudian menyebar ke sirkulasi darah dengan menimbulkan infeksi TBC yang berat berupa tuberkulosis milier. Kuman TBC kemudian dapat masuk ke dalam ruang di antara selaput otak. Bila hal ini sudah terjadi, ini diikuti dengan terjadinya perubahan cairan otak. Pada selaput otak dapat terjadi peradangan.  Penyebaran melalui pembuluh darah, kira-kira setengah hingga tiga persen menjadi TBC milier atau TBC selaput otak. Kejadian seperti ini bisa terjadi pada 3-6 bulan setelah terjangkit virus infeksi primer. TBC tulang dan sendi terjadi 5-10 persen anak yang terinfeksi dan timbul setelah 1 tahun. TBC ginjal biasanya 5-15 tahun setelah infeksi primer. Terjadinya TBC paru kronis sangat beragam, bergantung umur terjadinya infeksi primer. Pada remaja biasanya lebih cepat ketimbang bayi.  Kaku kuduk   Pada fase awal terjadinya infeksi pada otak, gejala yang terjadi sering tidak khas. Gejala yang terjadi dapat berupa rasa lemah, kenaikan suku yang ringan, kurang nafsu makan, mual, atau muntah. Pada anak bahkan sering diikuti dengan kejang. Makin lama, kondisi penyakit menjadi berat. Pada fase ini akan dijumpai kaku kuduk yang merupakan manifestasi rangsangan pada selaput otak. Kaku kuduk ini muncul secara bertahap. Dengan bertambahnya penyakit, keluhan yang paling dominan adalah nyeri kepala dan muntah.  Pada tahap lanjut, di samping kejang dapat terjadi gerakan-gerakan pada penderita di luar kesadaran. Kelumpuhan dan gangguan pada saraf-saraf otak dapat terjadi. Adanya gangguan pada saraf otak ini dapat menyebabkan kebutaan dan gangguan pendengaran.  Dalam rongga kepala dapat terjadi peningkatan tekanan. Pada anak kecil, peningkatan tekanan ini dapat dilihat dengan terjadinya penonjolan pada ubun-ubun besar atau terjadinya pembesaran kepala yang disebut hidrosefalus. Pada stadium sangat lanjut, sesuai dengan berlanjutnya proses penyakit, maka gangguan fungsi otak semakin jelas, yaitu kesadaran menurun yang ditandai dengan anak yang tampak mengantuk sampai koma yang lebih dalam. Otot-otot dapat menjadi kaku.  Pengobatan di RS   Jika seorang anak mengalami infeksi otak dengan kuman TBC, anak tersebut harus secepatnya mendapat pengobatan di rumah sakit, ia harus dirawat inap. Pengobatan terhadap anak yang mengalami infeksi selaput otak oleh kuman TBC membutuhkan waktu panjang, kira-kira 9 bulan. Pengobatan yang lama ini tidak seluruhnya di rumah sakit, namun dilanjutkan dengan berobat jalan.  Tidak sembuh sempurna   Umumnya penderita infeksi selaput otak oleh kuman TBC berakhir dengan kematian, terutama yang terlambat mendapat pengobatan. Anak-anak yang hidup sering menderita gangguan intelektual. Gangguan ini terjadi kurang dua pertiga dari penderita yang hidup. Gangguan pada mata, biasanya anak tetap buta walaupun penyakitnya telah sembuh. Gejala sisa lainnya berupa kelumpuhan.  Banyaknya gejala sisa pada seorang anak penderita TBC selaput otak menandakan penyakit tersebut menimbulkan gangguan otak yang serius. Jaringan otak ikut mengalami kerusakan. Bahkan, adanya gangguan pada aliran darah otak menimbulkan kerusakan yang luas. Kesembuhan dari kerusakan ini menimbulkan parut yang menetap. Pembentukan jaringan parut sebagai akibat lanjut dari kerusakan sel-sel saraf. Inilah yang menjadi dasar mengapa infeksi selaput otak kuman TBC tidak mengembalikan fungsi otak ke arah normal, khususnya pada penyakit berat dan terlambat mendapat pengobatan.  Dapat dicegah   Melihat perjalanan penyakit, sebenarnya infeksi selaput otak oleh kuman TBC dapat dicegah. Banyak hal yang dapat dilakukan sebelum munculnya penyakit tersebut, seperti imunisasi atau dengan cara mengobati infeksi penyakit TBC jika telah mengenai organ lain terutama paru-paru. Pengobatan yang sempurna terhadap infeksi TBC pada paru-paru tidak memberi peluang penyebaran kuman tersebut ke otak. Dengan demikian, infeksi terhadap selaput otak atau otak oleh kuman TBC tersebut dapat dicegah.


Terjadinya penyakit ini juga bergantung pada tingkat sosial ekonomi dan status gizi seorang anak. Anak dengan gizi buruk lebih mudah terserang infeksi karena daya tahan tubuhnya yang rendah.

Penyebaran


Kuman TBC yang menyerang selaput otak umumnya sebagai penyebaran penyakit TBC primer atau fokus infeksi di tempat lain. Biasanya sumber infeksi primernya dari paru-paru yang kemudian menyebar ke sirkulasi darah dengan menimbulkan infeksi TBC yang berat berupa tuberkulosis milier. Kuman TBC kemudian dapat masuk ke dalam ruang di antara selaput otak. Bila hal ini sudah terjadi, ini diikuti dengan terjadinya perubahan cairan otak. Pada selaput otak dapat terjadi peradangan.

Penyebaran melalui pembuluh darah, kira-kira setengah hingga tiga persen menjadi TBC milier atau TBC selaput otak. Kejadian seperti ini bisa terjadi pada 3-6 bulan setelah terjangkit virus infeksi primer. TBC tulang dan sendi terjadi 5-10 persen anak yang terinfeksi dan timbul setelah 1 tahun. TBC ginjal biasanya 5-15 tahun setelah infeksi primer. Terjadinya TBC paru kronis sangat beragam, bergantung umur terjadinya infeksi primer. Pada remaja biasanya lebih cepat ketimbang bayi.

Kaku kuduk


Pada fase awal terjadinya infeksi pada otak, gejala yang terjadi sering tidak khas. Gejala yang terjadi dapat berupa rasa lemah, kenaikan suku yang ringan, kurang nafsu makan, mual, atau muntah. Pada anak bahkan sering diikuti dengan kejang. Makin lama, kondisi penyakit menjadi berat. Pada fase ini akan dijumpai kaku kuduk yang merupakan manifestasi rangsangan pada selaput otak. Kaku kuduk ini muncul secara bertahap. Dengan bertambahnya penyakit, keluhan yang paling dominan adalah nyeri kepala dan muntah.

Pada tahap lanjut, di samping kejang dapat terjadi gerakan-gerakan pada penderita di luar kesadaran. Kelumpuhan dan gangguan pada saraf-saraf otak dapat terjadi. Adanya gangguan pada saraf otak ini dapat menyebabkan kebutaan dan gangguan pendengaran.

Dalam rongga kepala dapat terjadi peningkatan tekanan. Pada anak kecil, peningkatan tekanan ini dapat dilihat dengan terjadinya penonjolan pada ubun-ubun besar atau terjadinya pembesaran kepala yang disebut hidrosefalus. Pada stadium sangat lanjut, sesuai dengan berlanjutnya proses penyakit, maka gangguan fungsi otak semakin jelas, yaitu kesadaran menurun yang ditandai dengan anak yang tampak mengantuk sampai koma yang lebih dalam. Otot-otot dapat menjadi kaku.

Pengobatan di RS


Jika seorang anak mengalami infeksi otak dengan kuman TBC, anak tersebut harus secepatnya mendapat pengobatan di rumah sakit, ia harus dirawat inap. Pengobatan terhadap anak yang mengalami infeksi selaput otak oleh kuman TBC membutuhkan waktu panjang, kira-kira 9 bulan. Pengobatan yang lama ini tidak seluruhnya di rumah sakit, namun dilanjutkan dengan berobat jalan.

Tidak sembuh sempurna


Umumnya penderita infeksi selaput otak oleh kuman TBC berakhir dengan kematian, terutama yang terlambat mendapat pengobatan. Anak-anak yang hidup sering menderita gangguan intelektual. Gangguan ini terjadi kurang dua pertiga dari penderita yang hidup. Gangguan pada mata, biasanya anak tetap buta walaupun penyakitnya telah sembuh. Gejala sisa lainnya berupa kelumpuhan.

Banyaknya gejala sisa pada seorang anak penderita TBC selaput otak menandakan penyakit tersebut menimbulkan gangguan otak yang serius. Jaringan otak ikut mengalami kerusakan. Bahkan, adanya gangguan pada aliran darah otak menimbulkan kerusakan yang luas. Kesembuhan dari kerusakan ini menimbulkan parut yang menetap. Pembentukan jaringan parut sebagai akibat lanjut dari kerusakan sel-sel saraf. Inilah yang menjadi dasar mengapa infeksi selaput otak kuman TBC tidak mengembalikan fungsi otak ke arah normal, khususnya pada penyakit berat dan terlambat mendapat pengobatan.

Dapat dicegah


Melihat perjalanan penyakit, sebenarnya infeksi selaput otak oleh kuman TBC dapat dicegah. Banyak hal yang dapat dilakukan sebelum munculnya penyakit tersebut, seperti imunisasi atau dengan cara mengobati infeksi penyakit TBC jika telah mengenai organ lain terutama paru-paru. Pengobatan yang sempurna terhadap infeksi TBC pada paru-paru tidak memberi peluang penyebaran kuman tersebut ke otak. Dengan demikian, infeksi terhadap selaput otak atau otak oleh kuman TBC tersebut dapat dicegah.

Komentar